ILMU KOMUNIKASI
Latar belakang
Komunikasi adalah hal yang tidak asing
lagi terdengar di kalangan masyarakat, bahkan sering sekali di gunakan dan di
praktikan dalam suatu kegiatan. Istilah komunikasi kian hari kian populernya
sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbal balik,
ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung,
komunikasi vertical, komunikasi horizontal, komunikasi dua arah dan lain
sebagainya.
Apa pun istilahnya bila kita tetap
berpijak pada obyek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, maka
semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan
menurut karakteristiknya masing-masing.
Disini akan di bahas tentang ilmu komunikasi yang di
dalamnya terdapat pengertian, ruang lingkup, komunikasi menurut para ahli,
proses, unsur, faktor yang semuanya itu berhubungan dengan komunikasi.
Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup yang lebih
terperinci komunikasi yang menggambarkan bagaimana seorang menyampaikan sesuatu
lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain. Dimana manusia
sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka mapun melalui
media. Karena itu disebut komunikasi insani (human communication) atau lebih
populer dengan nama komunikasi antarmanusia.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi bermula dari kata
Latin Comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam
bahasa Latin Communico yang artinya.
Sebuah definisi singkat
dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa
yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”
Lain halnya dengan
Steven, justru ia mengajukan defenisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi
kapan saja suatu oragnisme memberi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli.
Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seorang
berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai
reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang
dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi
komunikasi antarmanusia bahwa:
“Komunikasi adalah suatu transaksi,
proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengaturlingkungannya dengan (1)
membangun hubungan antarsesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3)
untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah
sikap dan tingkah laku itu.”(Book, 1980).
Everett M. Rogers seorang pakar
Sosiologi pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset
komunikasi, khusunya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:
“Komunikasi ialah suatu proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka.”
Definisi ini kemudian dikembangkan
oleh Rogers bersama D, Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu
definisi baru yang menyatakan bahwa:
“Komunikasi adalah suatu proses di
mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
dalam.”
Definisi-definisi yang
dikemukankan di atas tentunya bulum mewakili semua definisi tentang komunikasi
yang telah dibuat oleh bayak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat
memperoleh gambaran oleh apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949)
bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi, manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasimengunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni dan teknologi.
Pengertian Komunikasi Menurut Ahli
Pengertian
Komunikasi menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah : Upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Kemudian pengertian komunikasi dari beberapa tokoh dilanjutan di bawah ini.
Pengertian
komunikasi menurut ahli yang lain menyebutkan
bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling
sedikit dua orang dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada
orang lain (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 4).
Proses Komunikasi dan Unsur Komunikasi
terbagi
menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
·
1.
Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.
·
2.
Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Unsur –unsur dalam
Proses Komunikasi
Unsur –unsur dalam
Proses Komunikasi
Penegasan
tentang unsur – unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :
·
-
Sender : Komunikator yang
menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
·
-
Encoding : Penyandian, yakni proses
pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
·
-
Message : Pesan yang merupakan seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·
-
Media :
Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke pada komunikan
·
-
Decoding : Pengawasandian, yaitu proses di mana
komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya
·
-
Receiver : Komunikan yang menerima pesan
dari komunikator
·
-
Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan
·
-
Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan
apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
·
-
Noise :
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Komunikasi
A. Faktor-Faktor Komunikasi
1. Faktor-Faktor Keberhasilan
Keberhasilan komunikasi dapat ditinjau
dari sudut komunikator dan komunikan. Faktor keberhasilan dari segi komunikator
adalah sebagai berikut:
a. Kecakapan komunikator
Kecakapan yang harus dimiliki
komunikator adalah mampu menyampaikan materi, pemilihan informasi/ data dan
teknik berbicara maupun cakap membangkitkan minat pendengar, sehingga mampu
menarik perhatian pendengar.
b. Pengetahuan
Komunikator mempunyai pengetahuan yang
luas, sehingga menguasai materi yang disampaikan.
c. Sikap
Komunikator harus bersikap supel,
ramah dan tegas.
d. Sistem sosial
Komunikator harus mampu menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi masyarakat dimana dia berbicara. Dengan
demikian, komunikator akan mampu memahami dengan siapa dia berbicara dan
bagaimana kebiasaannya.
e. Kondisi lahiriah
Komunikator dengan kondisi fisik sehat
dan tidak cacat akan menunjang keberhasilan dalam melakukan komunikasi.
Faktor keberhasilan dari sudut
komunikan adalah sebagai berikut:
a. Cakap
Komunikan yang cakap akan mudah
mencerna materi yang diberikan oleh komunikator.
b. Pengetahuan
Komunikan yang mempunyai pengetahuan
luas akan cepat menerima informasi yang diberikan komunikator.
c. Ramah
Komunikan harus ramah, pandai bergaul,
supel terhadap komunikator agar tercipta proses komunikasi yang lancar.
d. Sistem sosial
Komunikan harus memahami dengan siapa
dia berbicara (bos, teman sejawat, orang kaya, orang biasa) dan memahami materi
apa yang dibicarakan serta mampu menyesuaikan diri dengan pembicara.
e. Kondisi lahiriah
Komunikan dengan fisik sehat akan
menunjang keberhasilan berkomunikasi.
Agar komunikasi bisa efektif, ada 7
faktor yang harus diperhatikan (the seven communication) menurut Scott M.
Cultip & Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relations, adalah
sebagai berikut:
a. Credibility (Kepercayaan)
Dalam komunikasi antara komunikator
dan komunikan harus saling mempercayai, kalau tidak ada unsur saling
mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil, karena dengan tidak adanya rasa
saling percaya akan menghambat komunikasi.
b. Context (perhubungan/ pertalian)
Keberhasilan komunikasi berhubungan
erat dengan situasi kondisi lingkungan saat komunikasi berlangsung.
c. Content (isi)
Komunikasi harus dapat menimbulkan
kepuasan antara kedua belah pihak, kepuasan ini akan tercapai apabila isi
berita dapat dimengerti oleh pihak komunikasi dan sebaliknya pihak komunikan
mau memberikan reaksi atau respons kepada pihak komunikator.
d. Clarity (kejelasan)
Kejelasan yang meliputi kejelasan isi
berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah-istilah yang
digunakan dalam menggunakan lambang-lambang.
e. Continuity and consistency
(kesinambungan dan konsisten)
Komunikasi harus dilakukan secara
terus menerus dan informasi yang disampaikan jangan bertentangan dengan
informasi terdahulu (konsisten).
f. Capability of audience (kemampuan
pihak penerima berita)
Pengiriman berita harus disesuaikan
dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima berita, jangan menggunakan
istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh penerima berita.
g. Channels of distribution (saluran pengiriman
berita)
Agar komunikasi berhasil, hendaknya
dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa digunakan dan sudah dikenal
oleh umum. Misal: media cetak, televisi dan telepon.
B. Hambatan Komunikasi
Faktor-Faktor yang menghambat
komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Kecakapan kurang
Kurang cakap berbicara, kurang
mendengarkan dapat menghambat jalannya komunikasi. Untuk mengatasinya harus
banyak belajar dan berlatih berbicara, menulis, baik teori maupun praktek.
b. Sikap yang kurang tepat
Sikap kurang baik dan kurang tepat
dapat mengurangi komunikasi. Cara mengatasinya adalah dengan sikap yang
simpatik dan muka manis.
c. Pengetahuan kurang
Kurang pengetahuan atau tidak seimbang
menjadi hambatan dalam memberikan informasi, maupun dalam menyajikan materi,
untuk mengatasinya, maka pembicara sebaiknya menyesuaikan diri dengan
pendengar.
d. Kurang memahami sistem sosial
Pembicara dan pendengar kurang
memahami sistem sosial, baik secara formal dan informal. Untuk mengatasinya
kedua belah pihak harus memahami kebiasaan dan menyesuaikan diri.
e. Sakwasangka (Prejudice) yang tidak
beralasan
Untuk kelancaran komunikasi, sikap
curiga yang bersifat negatif harus dihilangkan.
f. Kesalahan bahasa
Terjadinya penafsiran, kesalahpahaman
karena perbedaan arti dan istilah dari bahasa, kesalahan semacam ini disebut
kesalahan semantik.
g. Jarak fisik
Komunikator dan komunikan yang
jaraknya berjauhan, sehingga komunikasi tidak lancar dan efisien. Untuk mengatasinya
menggunakan media komunikasi yang canggih. Misalnya telepon, telegram, e-mail,
telex dll.
h. Indera yang rusak
Indera yang tidak sehat dapat
menghambat komunikasi. Misal: suara yang serak karena batuk dapat menghambat
komunikasi.
i. Verbalistis
Komunikasi yang berlebihan dan hanya
menyampaikan kata-kata saja akan sangat membosankan, mengaburkan isi dan tujuan
komunikasi. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan alat peraga.
j. Komunikasi satu arah
Pembicara berbicara terus dari awal
sampai akhir, tidak memberi kesempatan untuk bertanya kepada pendengar sehingga
akan mengakibatkan tidak adanya komunikasi timbal balik dan tidak jelas.
Sumber:
Nama : Emilya Octaviana
NPM : 52213898
Kelas : 2DF01
No comments:
Post a Comment