Friday, April 17, 2015


ILMU KOMUNIKASI

Latar belakang

Komunikasi adalah hal yang tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat, bahkan sering sekali di gunakan dan di praktikan dalam suatu kegiatan. Istilah komunikasi kian hari kian populernya sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, komunikasi vertical, komunikasi horizontal, komunikasi dua arah dan lain sebagainya.
Apa pun istilahnya bila kita tetap berpijak pada obyek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, maka semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing.

Disini akan di bahas tentang ilmu komunikasi yang di dalamnya terdapat pengertian, ruang lingkup, komunikasi menurut para ahli, proses, unsur, faktor yang semuanya itu berhubungan dengan komunikasi.


Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup yang lebih terperinci komunikasi yang menggambarkan bagaimana seorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain. Dimana manusia sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka mapun melalui media. Karena itu disebut komunikasi insani (human communication) atau lebih populer dengan nama komunikasi antarmanusia.


Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi bermula dari kata Latin Comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya.
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”
Lain halnya dengan Steven, justru ia mengajukan defenisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu oragnisme memberi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia bahwa:
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengaturlingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.”(Book, 1980).
            Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khusunya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:
“Komunikasi ialah suatu proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D, Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam.”
Definisi-definisi yang dikemukankan di atas tentunya bulum mewakili semua definisi tentang komunikasi yang telah dibuat oleh bayak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran oleh apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi, manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasimengunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

Pengertian Komunikasi Menurut Ahli


Pengertian Komunikasi menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah : Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Kemudian pengertian komunikasi dari beberapa tokoh dilanjutan di bawah ini.
Pengertian komunikasi menurut ahli yang lain menyebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 4).

 

Proses Komunikasi dan Unsur Komunikasi

 

terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

·         1.  Proses Komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

·         2.  Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Unsur –unsur dalam Proses Komunikasi


Penegasan tentang unsur – unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :
·         - Sender       :    Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
·         - Encoding    :    Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
·         - Message    :    Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·         - Media         :    Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke pada komunikan
·         - Decoding   :    Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
·         - Receiver    :    Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
·         - Response  :    Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan
·         - Feedback   :    Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
·         - Noise         :    Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

Faktor Keberhasilan dan Hambatan Komunikasi


A.    Faktor-Faktor Komunikasi
1.    Faktor-Faktor Keberhasilan
Keberhasilan komunikasi dapat ditinjau dari sudut komunikator dan komunikan. Faktor keberhasilan dari segi komunikator adalah sebagai berikut:
a.    Kecakapan komunikator
Kecakapan yang harus dimiliki komunikator adalah mampu menyampaikan materi, pemilihan informasi/ data dan teknik berbicara maupun cakap membangkitkan minat pendengar, sehingga mampu menarik perhatian pendengar.
b.    Pengetahuan
Komunikator mempunyai pengetahuan yang luas, sehingga menguasai materi yang disampaikan.
c.     Sikap
Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.
d.    Sistem sosial
Komunikator harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi masyarakat dimana dia berbicara. Dengan demikian, komunikator akan mampu memahami dengan siapa dia berbicara dan bagaimana kebiasaannya.
e.    Kondisi lahiriah
Komunikator dengan kondisi fisik sehat dan tidak cacat akan menunjang keberhasilan dalam melakukan komunikasi.
Faktor keberhasilan dari sudut komunikan adalah sebagai berikut:
a.    Cakap
Komunikan yang cakap akan mudah mencerna materi yang diberikan oleh komunikator.
b.    Pengetahuan
Komunikan yang mempunyai pengetahuan luas akan cepat menerima informasi yang diberikan komunikator.
c.     Ramah
Komunikan harus ramah, pandai bergaul, supel terhadap komunikator agar tercipta proses komunikasi yang lancar.
d.    Sistem sosial
Komunikan harus memahami dengan siapa dia berbicara (bos, teman sejawat, orang kaya, orang biasa) dan memahami materi apa yang dibicarakan serta mampu menyesuaikan diri dengan pembicara.
e.    Kondisi lahiriah
Komunikan dengan fisik sehat akan menunjang keberhasilan berkomunikasi.
Agar komunikasi bisa efektif, ada 7 faktor yang harus diperhatikan (the seven communication) menurut Scott M. Cultip & Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relations, adalah sebagai berikut:
a.   Credibility (Kepercayaan)
Dalam komunikasi antara komunikator dan komunikan harus saling mempercayai, kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil, karena dengan tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi.
b.   Context (perhubungan/ pertalian)
Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi kondisi lingkungan saat komunikasi berlangsung.
c.   Content (isi)
Komunikasi harus dapat menimbulkan kepuasan antara kedua belah pihak, kepuasan ini akan tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikasi dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi atau respons kepada pihak komunikator.
d.   Clarity (kejelasan)
Kejelasan yang meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah-istilah yang digunakan dalam menggunakan lambang-lambang.
e.   Continuity and consistency (kesinambungan dan konsisten)
Komunikasi harus dilakukan secara terus menerus dan informasi yang disampaikan jangan bertentangan dengan informasi terdahulu (konsisten).
f.    Capability of audience (kemampuan pihak penerima berita)
Pengiriman berita harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima berita, jangan menggunakan istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh penerima berita.
g.   Channels of distribution (saluran pengiriman berita)
Agar komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa digunakan dan sudah dikenal oleh umum. Misal: media cetak, televisi dan telepon.

B.    Hambatan Komunikasi
Faktor-Faktor yang menghambat komunikasi adalah sebagai berikut:
a.        Kecakapan kurang
Kurang cakap berbicara, kurang mendengarkan dapat menghambat jalannya komunikasi. Untuk mengatasinya harus banyak belajar dan berlatih berbicara, menulis, baik teori maupun praktek.
b.        Sikap yang kurang tepat
Sikap kurang baik dan kurang tepat dapat mengurangi komunikasi. Cara mengatasinya adalah dengan sikap yang simpatik dan muka manis.
c.        Pengetahuan kurang
Kurang pengetahuan atau tidak seimbang menjadi hambatan dalam memberikan informasi, maupun dalam menyajikan materi, untuk mengatasinya, maka pembicara sebaiknya menyesuaikan diri dengan pendengar.
d.        Kurang memahami sistem sosial
Pembicara dan pendengar kurang memahami sistem sosial, baik secara formal dan informal. Untuk mengatasinya kedua belah pihak harus memahami kebiasaan dan menyesuaikan diri.
e.        Sakwasangka (Prejudice) yang tidak beralasan
Untuk kelancaran komunikasi, sikap curiga yang bersifat negatif harus dihilangkan.
f.         Kesalahan bahasa
Terjadinya penafsiran, kesalahpahaman karena perbedaan arti dan istilah dari bahasa, kesalahan semacam ini disebut kesalahan semantik.
g.        Jarak fisik
Komunikator dan komunikan yang jaraknya berjauhan, sehingga komunikasi tidak lancar dan efisien. Untuk mengatasinya menggunakan media komunikasi yang canggih. Misalnya telepon, telegram, e-mail, telex dll.
     h.        Indera yang rusak
Indera yang tidak sehat dapat menghambat komunikasi. Misal: suara yang serak karena batuk dapat menghambat komunikasi.
i.          Verbalistis
Komunikasi yang berlebihan dan hanya menyampaikan kata-kata saja akan sangat membosankan, mengaburkan isi dan tujuan komunikasi. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan alat peraga.
j.         Komunikasi satu arah
Pembicara berbicara terus dari awal sampai akhir, tidak memberi kesempatan untuk bertanya kepada pendengar sehingga akan mengakibatkan tidak adanya komunikasi timbal balik dan tidak jelas.

Sumber:

Nama : Emilya Octaviana
NPM  : 52213898
Kelas : 2DF01

No comments:

Post a Comment